Cerpen ini ditulis oleh Yudadi BM Tri Nugraheny dalam rangka TV RUSAK EVENT "Sejuta Pohon Untuk Dunia". Anda juga bisa mengirimkan cerita baik itu artikel, cerpen, atau puisi ke tvrusaknews@tvrusak.com. Keterangan lebih lanjut, klik link INI.
Pohonku Sayang
Sumber gambar: http://sosialberkarya.wordpress.com/tag/mading-sosial-berkarya/
Puah…..panasnya.
keringatku tak henti-hentinya bercucuran. Bajuku basah oleh keringat. Keringat
membanjiri tubuhku seolah aku baru saja mengguyur badanku ini dengan air
sewaktu mandi. Gila panas banget. Kuseka peluh yang mengucur dari kepalaku. Angkotnya
belum lewat lagi. Aku berdiri di bawah pohon yang cukup rindang. Wuih segarnya
dengan sedikit sapuan angin yang menerpa. Hem..segar. Kenapa di bawah pohon
pada siang hari terasa sejuk dan segar ya? Sambil menanti angkot yang menuju
rumahku, aku membayangkan tiba di rumah dengan segelas es teh buatan mama yang
super segar. Apalagi kalau ditambah semangkok puding dingin rasa coklat durian.
Cegluk, aku menelan air ludah membayangkan itu semua. Khayalanku mendadak buyar
ketika angkot yang kutunggu lewat.
Kenapa
bumi ini semakin panas ya. Sepanjang perjalanan pulang, tak henti-hentinya aku
mengeluh kepanasan. Di dalam angkutan kota yang kunaiki, aku merasakan betapa
menderitanya aku. Coba tadi aku minta dijemput pasti aku tidak akan berdesak-desakan
dalam angkot yang sempit. Tapi nggak apa-apa, aku harus mandiri. Kasihan mama
harus berpanas-panas sambil memboncengkan adikku yang masih kecil kalau tadi
aku minta dijemput. Aku harus mandiri, begitu pikirku. Di dalam angkot, aku
mencium campuran aroma yang aduhai. Ada bau keringat yang super harumnya. Ada
bau parfum. Ada keringat yang super tengik.. dia nggak pakai deodoran kali ya.
Duh, macam-macam deh baunya. Belum lagi kalau ada pedagang dari pasar yang
membawa keranjang. Semakin sumpek rasanya. Dengan rasa tidak bersalah, sang
sopir masih saja berteriak..kosong-kosong.. Ayo mbak baju kotak-kotak, geser
dikit. Masih muat. Itu yang pakai baju hijau, celana merah, topi kuning, ayo
geser… begitu teriak sang sopir. Aduh, di mana rasa kemanusiaanmu Bang..keluhku
dalam hati. Mawar..Mawar… sang sopir berteriak keras. Alhamdulilah, akhirnya
sampai juga. Aku menghela napas lega. Untung rumahku dekat. Segera aku menghentikan
angkot dan membayar ongkos.
Sesampai
di rumah, segera aku berganti dengan celana pendek dan kaos. Aku basuh kaki dan
tanganku. Wuih segarnya. Segera aku menuju meja makan dan mengambil es teh yang
sudah disediakan mama. Nikmatnya…aku menenggaknya sampai tak bersisa. Mama
hanya tersenyum melihat ekspresiku. O iya, aku jadi ingat, ada yang mau
kutanyakan pada mama.
“Ma,
kenapa kalau kita di bawah pohon pada siang hari terasa sejuk dan segar ya?”
tanyaku. Mamaku pasti tahu jawabannya karena Mamaku serba bisa.
“O,
begini, Nak. Pohon itu melakukan fotosintesis. Nah, fotosintesis itu
menghasilkan oksigen dan karbohidrat. Nah, rasa segar yang kamu rasakan itu
adalah ketika kamu menghirup oksigen yang dihasilkan sewaktu fotosintesis.” Peristiwa
fotosintesis membutuhkan air, karbon dioksida, zat hijau daun dan sinar matahari.
Air dan karbon dioksida itu akan diubah menjadi oksigen dan karbohidrat. Tuh kan
mamaku memang hebat. Beliau bisa menjelaskan semua.
“Tapi
mengapa kata orang-orang, kita jangan berada di bawah pohon di malam hari, Ma? Kenapa
ya Ma.” tanyaku lagi.
“O,
itu. Begini, Nak. Semua makhluk hidup kan pasti bernapas. Hewan, manusia, dan
tumbuhan bernapas. Kalau hewan mempunyai bagian tubuh tertentu untuk bernapas.
Ada yang bernapas dengan paru-paru, misalnya kucing, anjing, kambing, dan sapi.
Ada yang bernapas dengan insang, seperti ikan. Ada yang dengan paru-paru buku,
misalnya pada serangga. Nah, pohon juga bernapas. Pohon menghirup udara melalui
lentisel dan stomata. Ketika malam hari, pohon itu tidak berfotosintesis karena
tidak ada sinar matahari, tapi pohon itu melakukan respirasi atau pernapasan. Pernapasan
membutuhkan oksigen, tapi menghasilkan karbon dioksida. Dalam proses
pernapasan, makhluk hidup menghirup oksigen dan menghasilkan karbon dioksida. Pohon
itu menghirup oksigen dan menghasilkan karbon dioksida. Jadi, istilahnya kamu
berebut oksigen dengan pohon ketika kamu berada di bawah pohon pada malam hari.
Itulah sebabnya jangan berada di bawah pohon ketika malam hari karena pohon
sedang tidak berfotosintesis.”
“Jadi,
kalau siang hari pohon tidak bernapas, Ma?“ tanyaku lagi. “O, bukan begitu,
masa kalau siang tidak bernapas? Entar mati dong,” cecarku.
“Begini.
Bernapas dilakukan setiap waktu. Di siang hari, pohon melakukan respirasi dan
juga fotosintesis. Karbon dioksida yang dikeluarkan dari proses pernapasan
diserap lagi oleh pohon untuk berfotosintesis yang menghasilkan oksigen dan
karbon dioksida. Jelas?” tanya mama.
“Ehm…jadi
pohon itu menyerap karbon dioksida ya Ma?” tanyaku.
“Iya,
kan dibutuhkan dalam proses fotosintesis tadi. Makanya, perbanyaklah menanam
pohon agar bumi ini tidak panas. Kamu bisa mulai menanamnya di kebun belakang
itu. Kebetulan, tadi mama membeli bibit pohon mangga dan rambutan dari penjual
bibit buah keliling tadi. Kamu tinggal menanamnya di kebun belakang. Mintalah
tolong Papa untuk membuat lubangnya. Besok kalau berbuah, kan kamu juga yang
menikmatinya.,” kata Mama.
“Siap
Bos. Akan saya laksanakan,” kataku. Dalam benakku aku membayangkan, pohon
mangga dan rambutanku sudah berbuah dengan lebatnya. Nanti, aku akan mengajak teman-temanku
untuk memanennya. Ketika sedang asyik mengkhayal, tiba-tiba Mama menepuk
pundakku. Yachh..hilang deh bayanganku tentang ranumnya mangga dan rambutan.
Mama
kembali menjelaskan. “Kamu harus mencintai bumi ini, Andre. Merawat lingkungan
di sekitar kita. Keberadaan pepohonan tidak hanya menambah kesejukan. Saat ini
sedang terjadi pemanasan global atau global
warming sehingga bumi terasa makin panas,” kata Mama. “Begitu ceritanya. Karena kerakusan manusia,
banyak pohon ditebang. Hutan-hutan ditebang secara liar tanpa ijin atau illegal logging istilahnya. Banyak
tanaman hijau ditebang untuk perluasan lahan. Kamu tahu fungsi lain dari pohon
itu untuk apa? Pohon mempunyai akar yang akan mencengkeram tanah. Ketika ada
hujan, tanah yang terkena air tidak akan terbawa air. Tapi, ketika pohon
ditebangi, tidak ada akar yang mencengkeram tanah. Itulah sebabnya terjadi
banjir dan tanah longsor di daerah yang pohonnya ditebangi,“ kata Mama.
Dalam
hati aku mengiyakan perkataan Mama. Aku bangga punya mama yang bisa menjadi
‘kamusku’ setiap saat. Maklum, mama sangat suka membaca. “Terima kasih, Mama,”
kataku. Aku memeluk mama dan mama mencium keningku. Dalam
hati aku berjanji untuk menjaga bumi ini. Merawat bumi dengan menanam tanaman
agar bumi ini kembali sejuk.
“Sama-sama
anakku,” jawab mama lembut.
***
Hari
yang kunanti tiba. Hari ini hari Minggu. Dan itu berarti Papa libur. Aku sudah
bersiap dengan peralatan berkebunku. Cangkul, bibit pohon, pupuk kandang,
selang air, dan topi besar untuk melindungiku sudah kusiapkan. Dengan cepat,
Papa membuat lubang. Segera kumasukkan pupuk kandang yang telah kucampur dengan
tanah. Papa membantuku memasukkan bibit pohon ke dalam lubang dan kemudian
menutupnya dengan tanah. Aku menyalakan air dan menyiram pohon itu. Dalam hati
aku berdoa, cepat besar yang pohonku. Tumbuh dan berbuahlah dengan segera agar
aku bisa menikmatinya. Dan aku berjanji, akan menanam pohon lebih banyak lagi
agar lingkunganku segar dan asri.
Sambil
berdendang, aku membantu papa membuat lubang lagi. Tiba-tiba papa berkata. “Andre,
tahu nggak kamu mengenai Hari Sejuta Pohon untuk Dunia yang diperingati tiap 10
Januari?
“O
ya? Aku belum tahu, Pa. Yang aku tahu Hari Bumi pada tanggal 22 April dan Hari
Lingkungan Hidup Sedunia tanggal 5 Juni,” kataku.
“Nah,
pohon yang kita tanam ini bisa untuk memperingati Hari Sejuta Pohon untuk Dunia.
Setuju nggak?” kata Papa.
“Oke,
Pa. Aku setuju sekali. Dan bagaimana tiap tanggal 10 Januari, 22 April, dan 5
Juni kita menanam pohon?” kataku dengan
mata berbinar.
“Setuju.
Bagus sekali idemu, Nak,” kata Papa. “Papa mendukungmu.”
Dari
dapur terdengar suara tepuk tangan Mama. Plok-plok. “Mama bangga sama kamu,
Andre.” Aku tersenyum lebar. Aku ingin lingkunganku banyak pepohonan hingga
terasa nyaman dan asri. Bagaimana denganmu, Kawan?
Biodata penulis
Nama : Yudadi
BM Tri Nugraheny
Hobi : Membaca,
menulis, mencoba resep masakan
Email : iud_bm@yahoo.com
Alamat : Durungan RT 49 RW 22, Waes, Kulon Progo,
Yogyakarta, 55611
No. HP : 08157986657
Harapan : Semoga
penebangan hutan secara liar dapat dikurangi agar lingkungan ini tetap lestari.
Dan, mulailah dari diri kita sendiri untuk menanam pohon di lingkungan sekitar
kita.
artikelnya bagus mengenai penghijauan gan, saya sudah follow blognya kalau bisa jalan jalan juga ke blog saya http://rajadownload-gratis.blogspot.com/
BalasHapus