Jumat, 10 Januari 2014

Artikel Anak Terlantar oleh Erry| TV Rusak Event In January

0

Artikel ini ditulis oleh Erry H. Anggraini dalam rangka TV RUSAK EVENT "Sejuta Pohon Untuk Dunia". Anda juga bisa mengirimkan cerita baik itu artikel, cerpen, atau puisi ke tvrusaknews@tvrusak.com. Keterangan lebih lanjut, klik link INI.



ANAK TERLANTAR
Oleh : Erry H. Anggraini*)

Gerakan nasional menanam pohon yang diadakan dari tahun ke tahun, apalagi  berjumlah jutaan,  bahkan satu milyar pohon, sungguh sangat menggembirakan.  Apalagi hal ini melibatkan banyak komponen masyarakat, dari rakyat sampai presiden,  dari anak sekolah, warga masyarakat biasa, sampai pejabat negara.  Diliput dan diberitakan juga oleh berbagai media, sejak persiapan pembibitan sampai dengan penanaman.

Di tengah gegap gempita gerakan penghijauan dan penanaman pohon itu,  ada satu hal yang sesungguhnya masih sering membuat saya penasaran.  Tentang kelangsungan hidup jutaan pohon,  bahkan satu milyar pohon yang telah ditanam itu bagaimana?  Kok media tidak pernah memberitakan lagi kelanjutannya?  Bagaimana ‘nasib’ jutaan ‘bayi-bayi pohon’ alias bibit pohon yang telah ditanam itu sekian bulan berikutnya?  Atau setahun, bahkan beberapa tahun berikutnya?  Apakah mereka semua tumbuh sesuai harapan?  Atau ada sekian persen yang  ‘tidak selamat’?  Berapa persen? Apa penyebabnya?  Apa langkah berikutnya?

Saya menunggu-nunggu gerakan merawat atau memelihara pohon, yang gaungnya tidak kalah heboh dengan gerakan menanam pohon.  Pencarian lewat Mbah Google tentang hal ini menghasilkan berita yang jauh dari harapan saya.  Ya, terus terang saya kecewa.  Perawatan dan pemeliharaan pohon penghijauan itu rata-rata masih sebatas wacana dan himbauan saja.  Duh, jangan-jangan bibit pohon yang dulu ditanam, yang notabene masih ‘bayi’ itu, hanya sebagian saja yang berhasil tumbuh menjadi ‘anak-anak’!  Dan ‘anak-anak’ ini pun siapa yang mengurusi?  Saya berdoa, semoga saja ‘mereka’ tidak menjadi ‘anak- anak terlantar’.  Semoga sebagian besar dari ‘mereka’ tumbuh sehat dan bahagia di lahan-lahan penghijauan itu hingga usia ‘dewasa’.  Dan akhirnya kelak menjadi pohon tua yang kembali akan digantikan oleh pohon-pohon yang lebih muda.  

Di alam bebas, siklus hidup pohon yang dimulai dari biji, bertunas, hingga tumbuh terus sampai menjadi pohon dewasa memang lazimnya akan ada ‘bayi-bayi’ yang tidak selamat.  Entah karena kekeringan, diserang hama, terkena penyakit, dan sebagainya.  Pohon-pohon penghijauan menurut hemat saya pertumbuhannya harus terus mendapat campur tangan kita manusia.  Mengapa?  Ya karena kita lah yang ‘melepas’ mereka ke sana, ke lahan-lahan penghijauan, yang sebagian adalah lahan marjinal.   Lahan marjinal itu kan lahan yang kondisi tanahnya ‘miskin’ alias tidak  bisa diharapkan bisa ‘memberi makan’ tanaman disana dengan layak.  Agar bisa layak untuk pertumbuhan para ‘bayi’ dan ‘anak’ pohon tadi, manusia lah yang harus terus terlibat.  Harus terus memikirkan kelanjutan nasib mereka, apalagi bila ada masa-masa dimana cuaca sedang sangat ekstrem kondisinya.  Musim kemarau panjang, musim angin kencang, dan sebagainya.  Manusia lah yang harus menambahkan kompos, menambahkan pupuk, melakukan penyiraman di musim kering, membuang daun dan cabang-cabang tua, dan seterusnya.

Bukan mustahil, gerakan menanam pohon ini akhirnya akan menggiring warga masyarakat terlibat aktif dalam penanggulangan sampah, khususnya sampah organik. Contohnya, mayarakat diminta untuk ikut peduli terhadap nasib para ‘bayi’ pohon penghijauan dengan cara menyediakan kompos dari sampah organik rumah tangga.  Bila tidak memungkinkan tiap rumah membuat kompos sendiri, bisa saja dikoordinir  di tiap RT atau RW.  Dikelola sedemikian rupa, sehingga tiap rumah menyetorkan sampah organiknya pusat produksi kompos di RT dan RW-nya masing-masing.   Cara ini secara tidak langsung juga sudah membuat sampah organik terpisah dari sampah anorganik seperti plastik dan kaleng.  Sehingga sampah-sampah yang akhirnya tiba di tempat pembuangan sementara (TPS) maupun tempat pembuangan akhir (TPA) tidak busuk-busuk amat seperti sekarang ini. 

Ke depan, saya berharap semua pihak yang tadinya terlibat dalam gerakan menanam juga aktif dalam gerakan memelihara pohon penghijauan.  Dari mulai anak sekolah, warga masyarakat biasa, LSM-LSM terutama LSM lingkungan, sampai pejabat negara.  Pejabat dari tingkat kelurahan, kecamatan, sampai pemerintah pusat juga aktif memantau dan mengkoordinir nasib pohon-pohon penghijauan.   Media ikut memberitakan kelanjutan dari gerakan menanam pohon ini.  Lebih bagus lagi kalau sejak awal sudah ada skedul dan target pemeliharaan pohon tersebut.  Kalau di awal penanaman belum ada, ya segera dibuat.  Dibicarakan bersama dan ditentukan siapa penanggung jawabnya, siapa nanti yang akan melaksanakan, darimana biayanya, dan seterusnya.  Dengan begitu, ‘bayi-bayi hijau’ alias bibit-bibit pohon yang telah kita tanam akan tumbuh sesuai harapan.  Sama sekali tidak akan tumbuh merana, menjadi ‘anak-anak’ yatim piatu yang terlantar di lahan marjinal.  
Setelah semua upaya itu, kita semua barulah layak untuk berharap bisa memetik hasil dari  satu milyar pohon itu.  Berupa apa?  Banyak.  Ya, setidaknya kita akan lebih mendapat pasokan oksigen kan?  Burung-burung, kupu-kupu, dan banyak serangga juga akan lebih semarak kehadirannya karena keberadaan pohon-pohon itu.  Akan ada milyaran daun yang akan menyerap gas CO2 alias karbondioksida yang dituding sebagai penyumbang terbesar dalam pemanasan global. Lewat proses fotosintesis, mereka, daun-daun itu,  melepas O2 alias oksigen ke udara, menebar kesejukan untuk kita semua dan lingkungan sekitarnya. Bumi yang di sana-sini terancam jadi kering gersang nan menyesakkan, akan menjadi tempat tinggal yang lebih nyaman dan menyenangkan.  Jadi, tunggu apalagi?  Mari ikut serta memelihara ! 



*) Erry H. Anggraini, alumnus Institut Pertanian Bogor, tinggal di Bekasi.  Penggemar tanaman hias dan pohon buah-buahan yang hobi membaca dan browsing sana-sini.  Amat bahagia dengan maraknya gerakan menanam pohon beberapa tahun terakhir ini, dan berharap besar semoga gerakan ini benar-benar akan terus berkelanjutan dengan gerakan pemeliharaan  yang sama bergairahnya.  Semoga upaya kita semua membawa kebaikan bagi bumi tempat tinggal kita bersama, amin...!
**) alamat email : agussetyanto_setya@yahoo.co.id
Author Image

About Tv Rusak News
Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

Tidak ada komentar:

Posting Komentar