TVRUSAK.COM - Peneliti baru-baru ini
melaporkan dalam studi biologinya bahwa mereka dapat mengontrol perilaku kera
dengan menggunakan cahaya khusus yang dapat mempengaruhi atau mengaktifkan
sel-sel otak tertentu.
Temuan ini
merupakan kemajuan kunci untuk optogenetics,
metode khusus untuk membuat hubungan kausal antara aktivitias otak dan
perilaku. Berdasarkan temuan itu, para peneliti mengatakan bahwa teknologi
pengendali pikiran berbasis cahaya itu bisa juga diterapkan pada manusia untuk
tujuan terapi medis.
"Kami adalah yang pertama yang menunjukkan bahwa optogenetic dapat mengubah perilaku kera. Ini membuka pintu untuk penggunaan optogenetic pada skala besar dalam penelitian primata dan mulai mengembangkan optogenetic berbasis terapi untuk manusia," ujar Wim Vanduffel dari Massachusetts General Hospital dan KU Leuven Medical School, seperti dilansir Machineslikeus, Sabtu (28/7/2012).
Ia mengatakan, dalam optogenetic, neuron terbuat untuk merespon cahaya melalui penyisipan gen yang sensitif terhadap cahaya yang berasal dari organisme mikroba tertentu. Studi sebelumnya mengungkap bahwa metode itu bisa digunakan dalam jenis hewan invertebrata dan pengerat.
Dalam studi terbaru, para peneliti berfokus pada neuron yang mengontrol gerakan mata tertentu. Menggunakan optogenetic bersama dengan Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI), peneliti menunjukkan bahwa mereka bisa menggunakan cahaya untuk mengaktifkan neuron, menghasilkan aktivitas otak dan terjadi perubahan halus pada gerakan mata.
Peneliti juga menemukan bahwa stimulasi optogenetic pada otak, menghasilkan perubahan dalam aktivitas jaringan saraf spesifik yang terletak agak jauh dari situs utama aktivasi cahaya. Temuan ini tidak hanya membuka jalan bagi pemahaman yang lebih rinci tentang bagaimana mengendalikan otak dan perilaku, tetapi juga memungkinkan sebagai terapi dalam mengobati penyakit parkinson, kecanduan, depresi, gangguan obsesif kompulsif dan kondisi neurologis lainnya.
"Kami adalah yang pertama yang menunjukkan bahwa optogenetic dapat mengubah perilaku kera. Ini membuka pintu untuk penggunaan optogenetic pada skala besar dalam penelitian primata dan mulai mengembangkan optogenetic berbasis terapi untuk manusia," ujar Wim Vanduffel dari Massachusetts General Hospital dan KU Leuven Medical School, seperti dilansir Machineslikeus, Sabtu (28/7/2012).
Ia mengatakan, dalam optogenetic, neuron terbuat untuk merespon cahaya melalui penyisipan gen yang sensitif terhadap cahaya yang berasal dari organisme mikroba tertentu. Studi sebelumnya mengungkap bahwa metode itu bisa digunakan dalam jenis hewan invertebrata dan pengerat.
Dalam studi terbaru, para peneliti berfokus pada neuron yang mengontrol gerakan mata tertentu. Menggunakan optogenetic bersama dengan Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI), peneliti menunjukkan bahwa mereka bisa menggunakan cahaya untuk mengaktifkan neuron, menghasilkan aktivitas otak dan terjadi perubahan halus pada gerakan mata.
Peneliti juga menemukan bahwa stimulasi optogenetic pada otak, menghasilkan perubahan dalam aktivitas jaringan saraf spesifik yang terletak agak jauh dari situs utama aktivasi cahaya. Temuan ini tidak hanya membuka jalan bagi pemahaman yang lebih rinci tentang bagaimana mengendalikan otak dan perilaku, tetapi juga memungkinkan sebagai terapi dalam mengobati penyakit parkinson, kecanduan, depresi, gangguan obsesif kompulsif dan kondisi neurologis lainnya.
Sumber : techno.okezone.com